You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Puluhan Koleksi Batik Nitik Dipamerkan di Museum Tekstil
....
photo Istimewa - Beritajakarta.id

Puluhan Koleksi Batik Nitik Dipamerkan di Museum Tekstil

Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta melalui Unit Pengelola (UP) Museum Seni bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia menggelar Pameran Batik Nitik bertema Keindahan Dalam Kesederhanaan di Museum Tekstil mulai dari 12 Oktober-12 November 2022.

Pada saat ini dikenal lebih dari 80 motif Nitik masih diproduksi

Pameran ini diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Batik Nasional dan Hari Museum Indonesia.

Sebanyak 80 lembar kain Batik Nitik dipamerkan yang merupakan koleksi dari Museum Tekstil, Yayasan Batik Indonesia, Yultin Ginanjar, Gita Pratama, Tumbu Rahardi Ramelan dan Afif Syakur.

Kunjungan Museum Dikenalkan ke Anak Usia Dini di Gambir

Selain itu ada Batik Nitik koleksi Rosati Kadarisman, Darwina Ponco Sutowo, Sri Murniati Widodo, Didi Budiarjo serta hibah dari Almarhumah Ibu Eiko Adnan Kusuma.

Kepala Disbud DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, Nitik berasal dari bahasa Jawa yang berarti membuat titik. Nitik juga merupakan salah satu motif Batik tertua khas Yogyakarta yang diperkirakan sudah ada pada akhir abad ke-18.

Kain Batik Nitik dipercayai sebagai adaptasi dari kain Patola dari India yang pada saat itu sangat disukai masyarakat. Tetapi karena harganya yang mahal menginspirasi para pembatik untuk menciptakan batik dengan motif patola dan harga lebih terjangkau.

“Pada saat ini dikenal lebih dari 80 motif Nitik masih diproduksi, terutama di Yogyakarta yang sudah mempunyai Paguyuban Batik Tulis Nitik. Paguyuban ini pada November 2019 juga telah mendapat sertifikat Indikasi Geografis (IG) dengan nama Batik Tulis Nitik Yogyakarta,” ungkap Iwan, Rabu (12/10).

Iwan menjelaskan, Batik Nitik sangat unik karena tersusun dari titik-titik segi empat yang membentuk bidang geometris berulang. Jika dipandang sekilas, batik ini memang terlihat kaku dan sederhana. Namun kesederhanaan ini yang membuat keindahan Batik Nitik penuh estetika.

“Titik segi empat terbentuk karena canting yang dipakai ujungnya dibelah empat, sehingga ketika ditorehkan hasilnya merupakan titik segi empat,” kata Iwan.

Pada pembukaan kali ini, Museum Tekstil juga akan menerima hibah koleksi sekitar 1.500 lembar batik dan tenun ikat dari keluarga Eiko Adnan Kusuma. Hibah koleksi ini sangat penting bagi Museum Tekstil, karena dengan penambahan koleksi hibah ini, maka dapat dipastikan keberagaman Batik dan Tenun Ikat menjadi lebih semarak.

“Hal ini menjadi bukti bahwa keberadaan Museum Tekstil masih menjadi kepercayaan pecinta wastra dalam pelestarian wastra dengan memamerkan, merawat dan menyimpan koleksi Batik,” terang Iwan.

Pameran kali ini akan disemarakkan dengan beberapa acara seperti Lomba Video Kreatif Pendek ‘Gayakan Batikmu’, Workshop Membatik yang diikuti siswa-siswi sekolah dan komunitas wastra di DKI Jakarta, dan Webinar/Seminar terkait Batik Nitik.

“Pameran ini diharapkan bisa meningkatkan apresiasi masyarakat terkait Batik Indonesia dan Batik Nitik pada khususnya,” tandas Iwan.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1424 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Pemprov DKI Tetapkan UMSP 2025, Ini Rinciannya

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1326 personFolmer
  3. Operasi Modifikasi Cuaca Efektif Kurangi Curah Hujan di DKI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1257 personBudhi Firmansyah Surapati
  4. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1181 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Pemprov DKI Raih Penghargaan Indeks Reformasi Hukum dari Kementerian Hukum RI

    access_time16-12-2024 remove_red_eye1101 personFolmer